Thursday, August 28, 2008

[Tips] Nulis Cerpen

Tema
Sebaiknya kamu memiliki tema yang jelas saat menulis cerpen, tentang cerita seperti apa yang ingin kamu tulis. Pesan apa yang ingin kamu sampaikan kepada pembaca. Dengan adanya tema, yang menjadi tulang punggung cerita, maka cerpen kamu akan meninggalkan kesan tersendiri pada pembaca. Penetapan tema dari awal juga berguna agar saat menulis kamu tidak terlalu jauh melenceng dari cerita sudah ditetapkan.

Alur cerita
Fokuslah pada satu alur cerita sesuai dengan tema yang sudah ditetapkan sebelumnya. Karakter tambahan, sejarah, latar belakang, dan detail lainnya sebaiknya memperkuat alur cerita ini. Percabangan alur cerita so pasti harus dihindari!

Karakter
Jangan menggunakan jumlah karakter yang terlalu banyak. Semakin banyak karakter bisa membuat ceritamu jadi terlalu panjang dan tidak fokus pada tema. Gunakan karakter secukupnya yang sesuai dengan alur cerita.

Sepenggal kisah hidup
Namanya aja cerita pendek, jadi cerpen cuma menceritakan tentang secomot kisah dalam hidup karakter yang kamu buat. Kalau karakter kamu memiliki kisah hidup yang sangat panjang, tulis hanya sebagai background yang menjadi penguat tema cerita kamu. Tekankan hanya pada satu bagian dari hidupnya untuk ditulis, jangan semuanya.

Penggunaan kata
Bagaimanapun cerpen memiliki keterbatasan dalam jumlah kata yang bisa dipakai, apalagi cerita super pendek seperti flash fiction. Seringkali majalah atau koran tertentu bener-bener membatasi jumlah kata yang bisa dipakai. Jadi, kamu sebaiknya menggunakan pilihan kata yang efisien dan menghindari menggunakan kalimat deskriptif yang berpanjang-panjang.

Impresi
Secara tradisional, cerpen dimulai dengan pengenalan karakter, konflik, dan resolusi. Alternatif lain, adalah kamu dapat membuat impresi pada pembaca justru pada awal cerita, dengan langsung menghadirkan konflik. Karakter kamu sudah berada di dalam kekacauan besar. Hal ini akan membuat pembaca semakin penasaran, ada apa yang terjadi sebenarnya, bagaimana karakter itu akan mengatasi persoalannya. Pengenalan karakter, setting, dll dapat dilakukan secara perlahan-lahan di bagian cerita berikutnya.

Kejutan
Beri kejutan pada pembaca di akhir cerita. Hindari membuat akhir cerita yang mudah ditebak!

Konklusi
Jangan biarkan pembaca meraba-raba dalam gelap pada akhir cerita kamu. Pastikan konklusi di akhir cerita Anda memuaskan, tetapi juga gak mudah ditebak. Pembaca perlu dibuat berkesan pada akhir cerita, tentang apa yang terjadi pada karakter tersebut. Akhir cerita yang mengesankan akan selalu diingat oleh pembaca, bahkan setelah lama mereka selesai membaca cerita tersebut.

Sumber : http://www.escaeva.com/tips/menulis_cerpen.htm

Gramedia Pustaka Utama

GPU & Fokus Terbitannya

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) adalah penerbit buku-buku umum, artinya buku-buku yang dimaksudkan untuk konsumsi umum, karena merupakan referensi atau bacaan umum, mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa, mencakup buku fiksi maupun non-fiksi. Itulah main business kami. Tetapi, adalah fakta bahwa banyak di antara buku kami juga dipakai sebagai buku teks. Karena itu, kami juga memiliki Desk Buku Teks, yang secara khusus bertanggung jawab atas buku-buku teks perguruan tinggi yang kami terbitkan. (Untuk buku teks bagi siswa SMU ke bawah, silakan anda menghubungi sister company kami: Penerbit Grasindo).Buku-buku umum yang kami terbitkan adalah buku-buku yang mengandung nilai-nilai yang sejalan dengan mission statement kami, yaitu "Bersama komponen bangsa yang lain, ikut serta menciptakan Indonesia Baru dengan nilai-nilai humanisme transendental." Karena itu, buku yang kami terbitkan adalah yang mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang beriman kepada Sang Pencipta dan Pemelihara, yaitu Tuhan Semesta Alam. Itu berarti bahwa kami akan menerbitkan buku yang mendorong munculnya semangat pluralis, demokratis, inklusif, cerdas, berwawasan luas, profesional, berbudaya, humanis, dan religius. Sebaliknya, kami mengindari penerbitan naskah yang mendorong semangat fanatik sempit, picik, anti-refleksi dan anti-pembelajaran, pelecehan terhadap kemanusiaan.Dewan Penilaian NaskahUntuk menilai kelaikan terbit suatu naskah, kami memiliki Dewan Penilaian Naskah, yang terdiri dari wakil-wakil dari Redaksi, Produksi dan Pemasaran/Promosi, yang dari perspektifnya masing-masing akan memberi rekomendasi terhadap suatu naskah untuk terbit atau tidak terbit. Terasah oleh pengalaman, masing-masing akan mengembangkan perspektif mereka, tetapi: Secara khusus Redaksi akan menilai naskah dari mutu isinya: kesesuaian dengan misi, kedalaman dan kelengkapan informasinya, bagaimana pentingnya topik/tema naskah (importance), bagaimana relevansinya, bagaimana penyajiannya (urutan logis atau sistematika pemaparan dan gaya bahasanya), apa keunggulan dan kelemahan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang sudah beredar di pasar. Secara khusus wakil dari Produksi akan menilai naskah dari sisi produksi dan pembiayaannya: kemudahan/kesulitan produksinya, proses yang harus dilalui, perkiraan besar ongkos produksinya. Secara khusus wakil dari Pemasaran/Promosi akan menilai naskah dari serapan pasarnya (marketability): apakah akan disambut pasar dengan gairah atau sebaliknya? Berapa ribu akan terserap pasar dalam setahun? Berapa lama naskah itu akan bisa hidup di pasar, akan terus dibutuhkan atau hanya menjawab kebutuhan sesaat? Kadang-kadang Dewan juga minta pertimbangan dari para ahli, termasuk dari kalangan perguruan tinggi, atas naskah-naskah tertentu.

Quadran Penilaian

Dengan menggunakan kata MUTU untuk mutu naskah dan kesesuaian dengan misi kami, serta kata LAKU untuk serapan pasar, terciptalah quadran penilaian sbb:

Quadran 1: Mutu Tinggi & Laku Keras
Inilah primadona kami. Lampu hijau langsung kami berikan untuk segera menerbitkan naskah yang masuk dalam quadran ini.

Quadran 2: Mutu Rendah Tapi Laku Keras
Ini lampu kuning. Kalau mutunya "tidak jeblok-jeblok amat", dan penerbitannya TIDAK menimbulkan opini umum "Gramedia kampungan!", kami masih mau menerbitkan naskah dalam quadran ini. Tapi, ya itu tadi tidak terkesan "MELACURKAN DIRI" atau muncul pendapat sinis "HUH, GRAMEDIA CUMA CARI UNTUNG DENGAN MENJUAL SAMPAH!"

Quadran 3: Mutu Tinggi tapi Tak Laku
Ini lampu kuning. Demi standing kami, kami mau menerbitkan naskah-naskah yang masuk dalam quadran ini. Inilah sumbangan sosial kami. Kalau dana kami untuk ini sudah habis, kami mengusahakan cara lain:Minta pihak kedua (penulis) untuk membeli sebagian agak besar dari bukunya pada saat terbit. Menggandeng pihak ketiga untuk ikut dalam pembiayaan, semacam co-publishing, dan logo pihak ketiga itu boleh tampil di cover.

Quadran 4: Mutu Rendah & Tak Laku
Ini lampu merah. Kami tak ingin cari penyakit. Naskah di quadran ini hanya bikin malu penerbit dan penulisnya... sudah malu, rugi lagi!

Prosedur

Bila anda memiliki naskah-naskah yang sejalan dengan misi kami, dengan senang hati kami akan mempertimbangkan penerbitannya. Prosedurnya adalah sbb:

1. Kirim naskah Anda (lengkap, dibendel agar mudah dibaca) ke Redaksi Gramedia Pustaka Utama, Gedung Kompas-Gramedia, Jl. Palmerah Selatan 24 -- 26, Lt. 6, Jakarta 10270

2. Lengkap berarti: naskah itu 100% komplit, termasuk gambar-gambar, walaupun gambar-gambar itu hanya kopi dari aslinya, bukan masternya. Ini penting karena master gambar-gambar itu berikut data elektronik naskah tersebut baru akan diserahkan ketika sudah jelas kami putuskan untuk diterbitkan. Ini menjadi sarana pengaman bagi Penulis agar, andaikata ditolak oleh GPU dan naskah itu mau ditinggal di GPU, hanya kopian yang dimiliki GPU (lihat relevansinya dengan point 4 & 5).

3. Sertakan informasi mengenai:
1) Apa keunggulan naskah tsb dibandingkan dengan buku yang sudah ada di pasar?
2) Siapa pembaca sasarannya? Siapa saja yang berkepentingan dengan naskah buku tsb, dan seberapa besar populasinya?
3) Dalam perkiraan Anda, dengan populasi orang yang bekepentingan seperti itu, kira-kira berapa banyak buku yang bisa diserap pasar selama 12 bulan, bila kita memasarkannya hanya lewat jaringan toko buku?
4) Apakah Anda memiliki forum di mana naskah tsb akan digunakan bila sudah terbit? (misal: "Saya adalah dosen dengan mahasiswa 50 orang per semester, dan rekan-rekan saya juga akan memakainya") Bila "ya", berapa banyak Anda sendiri akan menyerap buku tersebut dalam setahun?
5) Apakah akan ada event tertentu yang menciptakan momentum yang menguntungkan publikasi naskah tersebut. (Misal, "Bulan xxx tahun zzz akan ada Nasional Seminar On bla bla bla, dan buku ini akan di-launch di sana" atau "Saya akan melakukan in house training untuk 500 karyawan PT yyy, bulan bbb tahun ttt, dan buku ini akan dipakai sebagai panduan.")

4. Atas pengiriman itu, Anda akan menerima Tanda Terima, di mana dicantumkan formula standar yang antara lain mengatakan bahwa selambat-lambatnya dalam 3 bulan akan ada keputusan mengenai terbit atau tidaknya. Keputusan bisa cepat (7 hari kerja), bisa lambat, antara lain juga tergantung pada informasi-informasi (pertanyaan 1 - 5) tsb, di samping pada tumpukan naskah yang harus kami nilai.

5. Bila naskah tidak akan diterbitkan, GPU akan mengirim balik naskah tersebut, bila disertai prangko secukupnya. Bila tidak disertai prangko secukupnya, atau bila dikehendaki oleh penulisnya untuk diserahkan kepada GPU, kami sedapat mungkin akan menjaga kerahasiaannya, dan tidak akan menyerahkan kepada pihak lain untuk diterbitkan atas nama siapa pun. Tetapi, karena secara berkala kami membersihkan naskah-naskah tua, selalu ada kemungkinan bahwa naskah seperti itu jatuh ke pihak ketiga yang tidak dimaksudkan, baik oleh penulis maupun GPU, dan bisa jadi pihak ketiga itu memanfaatkannya secara tidak bertanggung jawab, tanpa seizin penulis atau GPU. Bila ini terjadi, GPU tidak bertanggung jawab atas kejadian seperti itu.

6. Bila naskah akan diterbitkan, kirimkan data elektronik berikut master gambar/foto/sket. Waktu terbitnya dirundingkan. Perlu diketahui bahwa pada saat kami memutuskan suatu naskah akan terbit, kami sedang melakukan proses penerbitan naskah-naskah lain yang jadwal terbitnya sudah mengisi standing order mingguan ke jaringan toko buku untuk 2 bulan ke depan. Artinya, naskah yang baru saja diputuskan untuk diterbitkan itu paling cepat bisa terbit 10 minggu kemudian, kecuali ada kondisi khusus yang memungkinkan kami untuk mempercepatnya.

Hak Penulis

Penulis atau pemilik naskah yang naskahnya diterbitkan di GPU memiliki hak-hak sbb:

1. Royalty sebesar 10% (sepuluh persen) dari harga jual, sebelum PPn sebesar 10%, kecuali bila pajak itu ditanggung pemerintah. Buku-buku yang pajaknya ditanggung pemerintah adalah buku-buku yang dimaksudkan untuk pengajaran. Buku-buku yang termasuk "hiburan" (novel misalnya) dikenai PPn 10%.

2. Pada saat penandatanganan kontrak kerjasama penerbitan, atau selambat-lambatnya tigapuluh hari setelahnya, diserahkan uang muka 25% (dua puluh lima persen) dari total royalty. Sisanya dibayarkan per semester (pada bulan Februari dan Agustus) sesuai dengan penjualan pada semester yang sudah berjalan.

3. Pembayaran royalty ini dikenai PPh sebesar 15%.

4. Diskon otomatis sebesar 20% dari harga jual, untuk pembelian langsung kepada GPU, secara tunai, sebanyak 1 - 99 eksemplar; diskon 25% untuk sebanyak 100 - 199 eksemplar; dan diskon 30% untuk pembelian 300 eksemplar ke atas.

5. Berhak atas informasi mengenai jumlah cetakan, jumlah penjualan, jumlah stock fisik di gudang, harga jual, rencana cetak ulang, dan bila muncul keraguan atas informasi itu berhak menggunakan Akuntan Publik untuk memverifikasi/memfalsifikasi informasi tersebut.

6. Hak dan kewajiban secara lebih terperinci diatur dalam kontrak standar.

Penting!

Hindarilah:
1. Plagiat/pelanggaran hak cipta
2. Fitnah/pelecehan terhadap pihak lain

Tertarik untuk mencoba menerbitkan naskah anda? Kami tunggu!PT Gramedia Pustaka Utama Gedung KOMPAS Gramedia Unit II lt. 6, Jl. Palmerah Selatan 24-26, Jakarta 10270Telp. 5480888, 5483008, ext. 3202, 3206, 3200, 3231. Fax: 5300545

[Tips] Sebelum Ngirim Naskah

1. Baca dulu ketentuan pengiriman naskah
Soalnya terkadang tiap penerbit punya aturan masing2 dalam pengiriman naskah. Entah formatnya atau cara pengirimannya. Biasanya ini ditulis di website-nya kok, rajin2 search ya!

2. Cari tahu genre yang diinginkan penerbit
Ini penting! Kalo naskah kamu gak sesuai dengan genre yang diinginkan penerbit, kemungkinan besar naskah kamu langsung ditolak. Cara tahu nya? Coba beli sample buku yang diterbitkan penerbit tsb, terus baca deh...! ^^ Setidaknya kamu bakalan punya gambaran tentang jenis buku yang diinginkan penerbit.

3. Sertakan amplop dan perangko balasan
Lakukan hal ini kalo kamu gak mau naskah kamu dicemplungin ke laut seandainya ditolak. Hehehe... Ini kan cuma buat jaga2... Mending naskah kamu dibalikin kan daripada ilang entah kemana.

4. Sabar menunggu
Yg ngirim ke penerbit gak cuma kamu seorang. Jawaban untuk naskah kamu bisa didapat dalam hitungan minggu atau bahkan bulan. Biasanya sih sekitar 3 bulan paling lambat. Kalo dalam 3 bulan kamu gak dapet jawaban, kamu boleh telepon ke penerbitnya. Tapi tetep inget ama sopan santun kamu. Gak perlu teleponin penerbit tiap hari. Kasih waktu juga dong buat penerbit... ^^

5. Kirim yang terbaik
Sebelum kirim naskah kamu, usahakan kamu revisi naskahmu sendiri. Jangan ngirim naskah yang masih belepotan (banyak salah pengetikan atau layout masih berantakan)... Inget, kamu dinilai berdasarkan apa yang kamu kirimkan lho...

6. Jangan berdiem diri
Selagi naskah yang kamu kirim lagi diseleksi penerbit, coba buat naskah lainnya. Jadi seandainya kamu ditolak, kirim lagi naskah yang lain! Jangan patah semangat! Dan kalo bisa, bikin dengan tema yang berbeda dari sebelumnya... Dan kalopun naskah yang pertama ditolak, jangan langsung galo lobang terus dikubur. Coba revisi ulang lagi, dimana letak kesalahan kamu.

7. Terbuka pada kritik
Kalo naskah kamu dikritik penerbit dan minta direvisi, jangan sakit hati. Justru penerbit ngasih saran supaya naskah kamu bisa jadi lebih baik dari sebelumnya, dan jd laku di pasaran. Kalo laku, siapa yang seneng? ^^

8. Siap mental kalo ditolak
Jangan sampe kalo ditolak kamu langsung ngerasa down dan gak mo nulis lagi. Siapkan mental terlebih dulu. Inget, buku2 terkenal sekalipun pernah ngerasain berkali2 ditolak penerbit... Sapa tau nantinya naskah kamu punya nasib sama seperti buku2 itu?

Moga2 tips ini cukup membantu kamu ya ^^

[Tips] Bagi Waktu untuk Menulis

Sering ngerasa bingung gara2 gak punya waktu buat nulis? Semua punya waktu yang sama kok dalam sehari, yaitu 24 jam. Jadi kenapa kamu gak bisa sedangkan yang lain bisa? Kamu cuma butuh satu kok, kemauan ^^
Berikut sedikit tips yang mungkin bisa bantu kamu untuk dapetin waktu menulis.

1. Kurangi menonton TV.
Bagi yang hobi nonton TV, kamu mungkin gak sadar berapa lama waktu yang kamu habiskan di depan 'kotak ajaib' itu. Cobalah untuk sedikit-sedikit mengurangi nonton TV. Bukan berarti ngelarang untuk nonton TV lho, soalnya dari nonton TV pun kita bisa dapet ide.

2. Bawalah notebook kecil kemana saja.
Kalau kamu lagi pergi, pastilah kamu punya banyak waktu yang terbuang sia2. Misalnya nungguin lift, ngantri, atau bengong di salon *nunggu rambut selesai digunting contohnya*. Daripada kamu pakai waktumu buat baca majalah yang udah jamuran itu, mending kamu coret2 notebook kamu. Entah bikin draft cerita atau nulis ceritanya itu sendiri. Selain itu notebook juga berguna kalo kamu mendadak dapet ide di tengah jalan. Kita kan gak tau kapan ide bakalan melintas di kepala kita ^^

3. Manfaatkan waktu dengan efektif.
Cobalah untuk menghentikan aktivitas yang menurutmu gak penting. Misalnya bengong, ngelamun, tidur2an, dll. Selain itu, acara ngerumpi, gosip, hang out di mall, dll juga perlu dikurangi. Ini gak berarti gak boleh, karena sebagai penulis, interaksi dengan orang lain juga penting lho...

4. Disiplin membagi waktu dengan meluangkan waktu tertentu untuk menulis.
Ini tentu aja jadi syarat mutlak kalo kamu mau punya waktu menulis. Usahain dikit2 untuk meluangkan waktu. Misalnya, hapus kebiasaan suka nunda2 pekerjaan. Kerjain tugas2 kamu secepatnya supaya kamu punya waktu kosong untuk menulis. Sedikit waktu pun udah berharga lho, bisa jadi beberapa halaman.

Sumber : http://www.escaeva.com/tips/mencari_waktu.htm + edit2an dikit

Coming Back

Duh, setelah lama nggak pernah update lagi blog ini, akhirnya ada jg waktu untuk kembali... ^^
Moga-moga kali ini bisa update trus blognya supaya tetep rameee...
Tetep kunjungi ya all...

Friday, March 16, 2007

Hecate

“BAWEL!” Tiba-tiba sebuah teriakan bergema di pekarangan pondok itu, membuat Sam tersentak kaget dan rasa mualnya jadi sedikit kambuh lagi.
“EMANG APA URUSAN LO AMA GUE!” Suara itu kembali terdengar, sangat jelas di telinga Sam.
Dengan agak ragu-ragu pemuda itu mencoba mengintip dari balik pohon. Karena sudah malam, sosok orang itu tidak begitu terlihat jelas. Yang pasti, dia seorang cewek dan cewek itu tampaknya sedang menelepon seseorang. Mungkin mereka berdua sedang berada dalam pertengkaran besar, sampai-sampai berteriak histeris begitu.
“LO DENGER YA! KITA ITU UDAH NGGAK ADA URUSAN APA-APA. LO NGGAK USAH IKUT CAMPUR LAGI, TAU NGGAK?!” bentak cewek itu dengan kasar.
‘Gile sangar banget tuh cewek,’ gumam Sam kagum, meski ia agak merasa takut juga, hehehe.
Dari belakang, sosok cewek itu agak mirip Polly. Tinggi tubuhnya hampir sama, meski cewek ini agak lebih tinggi – menurut perkiraan Sam. Potongan rambutnya juga mirip, meski warnanya berbeda. Rambut cewek ini berwarna coklat, sedangkan rambut Polly berwarna pink mencolok.
“ALAAAHHH... NGGAK USAH NGOMONG LAGI DEH! GUE UDAH CAPEK!” teriaknya lagi dengan suara lantang. Nggak takut tetangga protes ya?
Sam agak menutup kupingnya, takut budeg. Habis, suara cewek galak itu bener-bener bikin sakit telinga sih. Mungkin dia sedang emosi dengan lawan bicaranya di telepon itu.
‘Ngomong-ngomong, canggih juga disini udah ada HP, meski kelihatannya masih model kuno...’ celetuk Sam sambil cengengesan. Padahal ini bukan waktu yang tepat untuk tertawa.
“BERISIK AH, SUKA-SUKA GUE DONG, DASAR COWOK TUA BANGKA!” maki cewek itu sambil melempar HP-nya sehingga tercemplung ke kolam ikan. “MATI SAJA SANA JADI MAKANAN IKAN!” cacinya sekali lagi.
Dengan langkah besar-besar, cewek itu berjalan ke arah Sam (ke arah pondok lebih tepatnya). Karena kejadian itu terlalu cepat, Sam bahkan tidak sempat menghindar. Maklum, saat ini dia sedang dalam keadaan tidak sehat. Untuk berjalan saja sudah sulit, apalagi lari? Sam cuma bisa berharap semoga cewek kasar itu tidak menyadari kehadirannya.

Tuesday, March 6, 2007

Dari Editor utk Calon Penulis

Taken from Pulau Penulis Indosiar. Posted by Luna_TR.
Jgn protes mulu kalau naskah yg kita kirim lama ditanggapinya! Nih, coba deh baca surat salah satu editor dari sebuah penerbit.. Jgn lupa intropeksi diri ya! ^^ Hehehe... Semoga bisa memberi kmu pencerahan ttg perasaan editor.
----------------
Dari Editor untuk Calon Penulis [Keluhan sang editor mahakuasa]
Ada tumpukan naskah di bawah meja. Naskah para calon penulis yang [tentunya] punya impian bukunya bisa diterbitkan THE publishing house of Indonesia. Sayangnya [sama sekali] tidak banyak yang layak terbit. Apa yang bisa diharapkan dari naskah-naskah malang itu kalau adegan pembuka-bab I-halaman 1-paragraf pertama selalu dimulai dengan

“Kring!” Hah, bunyi apa itu? Astaga, sudah jam tujuh! Duh, aku telat lagi deh!”


atau


Tok tok tok!!! “Shinta! Bangun! Kamu sekolah gak?” “Hah! Mama kenapa gak bangunin Shinta dari tadi? Ini sudah jam tujuh!” Lalu Shinta tergopoh-gopoh ke kamar mandi.


Dan keklisean itu msh ditmb bhs SMS ala gw-lo yg disngkt-sngkt n pnh tnda bc…………… sampai berderet-deret banyaknya!!!!!!!!!!!!!


Kalau saja para calon penulis itu tahu: Begitu editor tertentu [*cough* moi] membaca adegan klise seperti di atas---bahkan tak sampai satu paragraf---sang editor yang mahakuasa langsung menumpuknya di meja, menandainya dengan tulisan “TOLAK”, membubuhkan paraf serta tanggal, dan kadang-kadang memberi keterangan “Cerita basi”.


Bisakah Anda para pembaca membayangkan jalan cerita naskah semacam itu? Biasanya, naskah sejenis itu menceritakan kisah hidup sang penulis sendiri. Biasanya, sang penulis masih duduk di bangku SMP atau SMA. Biasanya, sang penulis berjenis kelamin perempuan. Biasanya, si tokoh gadis yang cantik dan populer naksir pemain basket yang ngetop tapi sikapnya dingin setengah mati. Biasanya, ada adegan di kantin sekolah atau di lapangan basket. Biasanya…

Dan akhirnya pun bisa ditebak: kedua tokoh yang tadinya musuhan akhirnya saling menyatakan cinta dan janji sehidup semati.

Tidak ada yang lebih basi daripada itu.

Marilah, hai, para calon penulis yang budiman. Berpikirlah. Gali bakat dan potensi Anda. Jangan sia-siakan sel-sel kelabu Anda. Dan bagi Anda yang sebenarnya tidak memiliki bakat dan potensi, sadarilah keberadaan Anda, dan tuangkanlah kreativitas Anda di bidang-bidang lain.

Jangan buru-buru menyatakan Anda sedang menulis buku hanya karena belakangan muncul penulis-penulis cantik [dan beken] yang karyanya berhasil menjadi best seller. Jangan buru-buru berpendapat, Ah, apa sulitnya menulis novel, cerpenku kan pernah dimuat di Aneka waktu SMA dulu. Jangan menganggap ketika novel [basi] itu akhirnya selesai, penerbit-penerbit akan berebut dan menawarkan royalti paling tinggi.

Banyak-banyaklah membaca. Banyak-banyaklah belajar dari karya orang lain. Mawas diri---kejar impian Anda bila Anda punya napas cukup panjang, atau lupakan saja bila faktor bakat, kemauan, dan kemampuan itu ternyata sangat terbatas. Bila Anda memang punya tiga faktor tersebut, silakan berkreasi, namun jadilah kreatif. Temukan sesuatu yang baru. Cari angle yang tidak biasa. Be creative.

Please.

Siska

Tanggapan editor lain :
Satujuh!!! Dan yg kusadari setelah menghadapi gunung naskah itu: penampilan sangat penting. Paling males baca naskah yg penuh tipp-ex, apalagi kalo coretan tangan terus ditambahi catatan (dg tulisan tangan juga).
Paling suka dapat naskah yg terjilid rapi, ketikan jelas, disertai riwayat hidup pengarangnya. Jadi kelihatan bahwa yg bikin itu "niat".
Oya, tolong juga tiap naskah disertai sinopsis, biar para editor yg mahakuasa ini agak semangat baca naskahnya (kalo sinopsisnya bagus).