Sunday, December 31, 2006

Hecate

CHAPTER 01
= part 03 =

Sam kini melongo. Otaknya seakan sedang melayang-layang nun jauh di sana. Ia baru saja diceritakan tentang kejadian sebenarnya oleh gadis di depannya ini. Sebuah cerita yang menurut Sam benar-benar nggak masuk diakal!

Begini lho... Cewek ini bernama Polly – menurut Sam, lebih cocok untuk nama anak anjing daripada untuk nama manusia, hehehe. Dia datang dari Asgard, entah di mana itu. Katanya sih, Polly nyasar ke sini gara-gara dia salah mengucapkan spell di kelas sihir. Nggak tau deh. Sam sendiri kurang yakin dengan apa yang diceritakan Polly barusan. Rasanya yang begitu-begitu kan cuma ada di novel-novel aja.

Nah, singkat cerita, supaya Polly bisa kembali ke Asgard, Polly butuh seorang partner. Katanya, kalau di malam bulan purnama Polly membaca spell yang sama dengan yang waktu itu dia ucapin, Polly bisa kembali ke Asgard. Ya, begitu deh!

“Kamu mau ya, Sam? Please...” pinta Polly dengan memelas. Cewek itu kini sedang berusaha keras merayu Sam agar mau jadi partner-nya.

Sam mendengus kesal. “Kenapa harus gue sih? Nggak bisa yang laen?”

“Nggak bisa!” jawab Polly tegas. “Harus kamu Sam! Soalnya Polly lihat, cuma kamu satu-satunya manusia yang mau nolongin anjing ini. Itu artinya kamu baik hati! Lagipula, Polly udah terlanjur memutuskan untuk memilih kamu sebagai partner, nggak bisa kalau sama yang lain!”

Sam menunduk. Wajahnya benar-benar hopeless. Sejujurnya, dia nggak pengen banget terlibat dalam hal-hal yang menurutnya sangat merepotkan ini. Tapi sepertinya memang cuma dia yang bisa membantu Polly saat ini.

“Ya, ya... Boleh deh,” jawab Sam akhirnya. Dia benar-benar udah kehabisan akal bagaimana caranya menolak permintaan Polly.

Raut muka Polly mendadak berubah ceria. “HOREEE!!!” teriaknya sambil melompat-lompat girang.

“Sssttt!!! Jangan berisik! Bisa gawat kalau ketauan ada lo di sini! Nanti gue dikira macem-macem bawa anak cewek malem-malem begini ke rumah!” sahut Sam panik.

Mendengar peringatan Sam, Polly langsung menutup mulutnya. “Ups... Sorry. Lagian, Polly juga nggak mau kok dikira macem-macem ama kamu. Soalnya... Polly cuma mau digosipin ama Leonnn!!! Kyaaa, sekarang Leon lagi ngapain ya?”

Sam menutup kupingnya. Cewek ini berisik banget sih! Jerit-jerit mulu! batinnya kesal.

“Udah, ayo cepet lo baca spell atau apa lah itu! Sekarang kan kebetulan lagi malam bulan purnama. Gue pengen masalah ini cepet-cepet selesai terus tidur!”

Polly menengok ke arah jendela. “Hmm, yah... Polly rasa malam ini bisa. Bulannya udah cukup bulet. Nah, Polly mulai ya!” Cewek itu memasang kuda-kuda – yang menurut Sam adalah pose teraneh sepanjang masa.

“Gue harus ngapain?” sela Sam.

Polly menjulurkan kedua tangannya pada Sam. “Kamu gandeng kedua tangan Polly.”
Dengan agak ragu-ragu, Sam menuruti perintah Polly. “Begini?”

Cewek berkuncir dua itu mengangguk. “Sekarang kamu tutup mata! Polly mulai yaaa...”

Sekali lagi, Sam menurut. Ia menutup kedua matanya. Sayup-sayup ia mendengar Polly sedang menggumamkan mantra-mantra yang nggak jelas apa artinya.

No comments: